Bismillah...
Mengapa Lelaki Haram Memakai Perhiasan Emas..?
islampos.com—
DARI Abi Musa ra. bahwa Rasulullah saw bersabda,
”Telah diharamkan memakai sutera dan emas bagi laki-laki dari umatku dan dihalalkan bagi wanitany,.” (HR Turmuzi dengan sanad hasan shahih).
1400 tahun yang lalu, setiap kali perintah Allah swt turun melalui Rasulnya, para sahabat tak pernah bertanya dan langsung melakukannya ketika itu juga. Hampir jarang ada penjelasan ilmiah. Dan biasanya kemudian, pada beberapa ratus tahun lagi tersingkap kebenaran misteri dalam berbagai perintah Rasul itu. Begitu pula dengan larangan laki-laki yang memakai perhiasan terbuat dari emas.
Secara medis, inilah fakta kenapa hal itu berlaku dalam Islam. Para ahli fisika telah menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia. Dan jika pria mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam prosentase yang melebihi batas (diikenal dengan sebutan ” Migrasi Emas “).
Dan apabila ini terjadi, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer. Alzheimer adalah suatu penyakit dimana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa.
Dan mengapa Islam membolehkan wanita untuk mengenakan emas ? Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi.
Mahabesar Allah.
[islampos/ahmad dhilal nasrulllah]
Bagaimana Bershalawat Yang Benar Kepada Rasulullah SAW?
“Barangsiapa yang mengucapkan sholawat kepadaku satu kali, maka
Allah mengucapkan sholawat kepadanya 10 kali.” (HR. Muslim no. 408)
BERSHOLAWAT kepada Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu ibadah
yang sangat agung. Ia termasuk dalam amalan-amalan ringan yang sangat
besar pahala dan keutamaannya. Seorang muslim yang setia dan mencintai
Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan baik dan benar akan senantiasa
memperbanyak sholawat dan salam kepada beliau sesuai dengan bacaan yang
diajarkan dan dicontohkan oleh beliau.
Nah, bagaimana cara bershalawat yang benar kepada Nabi?
Pertama: Nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
yang ketika nama tersebut disebut maka kita dianjurkan untuk membaca
salawat, adalah semua nama dan gelar beliau, termasuk kun-yah beliau
(nama lain yang diawali dengan “Abu” atau “Ummu”). Seperti: Nabi, Rasul,
Rasulullah, Muhammad, Abul Qasim (kun-yah beliau), Nabiyullah, atau yang lainnya.
Kedua: Cara salawat yang benar adalah dengan mengikuti cara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, ada beberapa keadaan yang menyebabkan bersalawat menjadi wajib atau sunnah, di antaranya:
a. Ketika tasyahud akhir: wajib untuk bersalawat.
b. Ketika dalam majelis (berkumpulnya beberapa orang untuk mengobrol): wajib untuk bersalawat, menurut sebagian ulama.
c. Ketika hari Jumat: dianjurkan memperbanyak salawat.
d. Seusai mendengar azan: dianjurkan untuk bersalawat.
e. Ketika berdoa: dianjurkan untuk mengawalinya atau mengakhirinya dengan salawat.
Ketiga: Lafal salawat, yang paling ringkas dan sesuai
sunnah, disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, “Dari Ka’ab
bin Ujrah radhiallahu ‘anhu, bahwa para sahabat pernah bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, kami telah memahami tata cara memberi salam kepada Anda,
lalu bagaimana cara memberi salawat kepada Anda?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ucapkanlah,
a. Salawat ini disebut dengan “salawat ibrahimiyah”.
b. Ini adalah salawat terbaik karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengajarkannya sendiri kepada para sahabat.
Allahu a’lam.
[konsultasi syariah]
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga
seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya,” (Bukhari (no. 4998 dan
5659).
Islampos.com—DALAM hampir semua hadist Nabi dan dalil Al-Quran, yang
selalu disebut adalah anak yatim, tidak anak piatu. Siapakah yang
dimaksud dengan anak yatim? Apakah perbedaan antara anak yatim dan anak
piatu? Lalu bagaimana dengan anak yatim-piatu?
Secara bahasa “yatim” berasal dari bahasa arab. Dari fi’il madli
“yatama” mudlori’ “yaitamu” dab mashdar ” yatmu” yang berarti : sedih.
Atau bermakana : sendiri.
Adapun menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan anak yatim adalah
anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia baligh. Batas seorang
anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa,
berdasarkan sebuah hadits yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas r.a. pernah
menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa pertanyaan,
salah satunya tentang batasan seorang disebut yatim, Ibnu Abbas
menjawab:
Dan kamu bertanya kepada saya tentang anak yatim, kapan terputus
predikat yatim itu, sesungguhnya predikat itu putus bila ia sudah baligh
dan menjadi dewasa
Sedangkan kata piatu bukan berasal dari bahasa arab, kata ini dalam
bahasa Indonesia dinisbatkan kepada anak yang ditinggal mati oleh
Ibunya, dan anak yatim-piatu : anak yang ditinggal mati oleh kedua orang
tuanya.
Didalam ajaran Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi
anak-anak yang wajar yang masih memiliki kedua orang tua. Islam
memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan nasib mereka,
berbuat baik kepada mereka, mengurus dan mengasuh mereka sampai
dewasa.
Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang-orang
yang benar-benar menjalankan perintah ini. Secara psikologis, orang dewasa sekalipun apabila ditinggal ayah atau
ibu kandungnya pastilah merasa tergoncang jiwanya, dia akan sedih
karena kehilangan salah se-orang yang sangat dekat dalam hidupnya. Orang
yang selama ini menyayanginya, memperhatikannya, menghibur dan
menasehatinya. Itu orang yang dewasa, coba kita bayangkan kalau itu
menimpa anak-anak yang masih kecil, anak yang belum baligh, belum banyak
mengerti tentang hidup dan kehidupan, bahkan belum mengerti baik dan
buruk suatu perbuatan, tapi ditinggal pergi oleh Bapak atau Ibunya untuk
selama-lamanya.
Betapa agungnya ajaran Islam, ajaran yang universal ini menempatkan
anak yatim dalam posisi yang sangat tinggi, Islam mengajarkan untuk
menyayangi mereka dan melarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat
menyinggung perasaan mereka. Banyak sekali ayat-ayat Al-qur’an dan
hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang hal ini. Dalam surat
Al-Ma’un misalnya, Allah swt berfirman:
.
“Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama, itulah orang yang menghardik
anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin, “
(QS. Al-ma’un : 1-3)
Orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan
kepada fakir miskin, dicap sebagai pendusta Agama yang ancamannya
berupa api neraka. Dalam ayat lain, Allah juga berfirman : “Maka
terhadap anak yatim maka janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan
terhadap pengemis janganlah menghardik,” (QS. Ad-Dhuha : 9 – 10)
Sedangkan hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang keutamaan
mengurus anak yatim diantaranya sabda beliau : “Aku dan pengasuh anak
yatim berada di Surga seperti ini.” Beliau memberi isyarat dengan jari
telunjuk dan jari tengah-nya dan beliau sedikit merengganggangkan kedua
jarinya.
Dan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda : Dari Ibnu
Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda : “Barang siapa yang memberi makan
dan minum seorang anak yatim diantara kaum muslimin, maka Allah akan
memasukkannya kedalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak
diampuni.”
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan dari Abu Hurairoh r.a. hadits
yang berbunyi : Dari Abu Hurairoh, bahwa seorang laki-laki mengadu
kepada Nabi saw akan hatinya yang keras, lalu Nabi berkata: “Usaplah
kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin.”
Dan hadits dari Abu Umamah yang berbunyi : Dari Abu Umamah dari Nabi
saw berkata: “Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim laki-laki atau
perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap
dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan, dan barang siapa berbuat
baik kepada anak yatim perempuan atau laki-laki yang dia asuh, adalah
aku bersama dia disurga seperti ini, beliau mensejajarkan dua jari-nya.”
Demikianlah, ajaran Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada
anak yatim dengan memerintahkan kaum muslimin untuk berbuat baik dan
memuliakan mereka. . Kemudian memberi balasan pahala yang besar bagi
yang benar-benar menjalankannya, disamping mengancam orang-orang yang
apatis akan nasib meraka apalagi semena-mena terhadap harta mereka.
Ajaran yang mempunyai nilai sosial tinggi ini, hanya ada didalam Islam.
Bukan hanya slogan dan isapan jempol belaka, tapi dipraktekkan oleh para
Sahabat Nabi dan kaum muslimin sampai saat ini. Bahkan pada jaman Nabi
saw dan para Sahabatnya, anak-anak yatim diperlakukan sangat istimewa,
kepentingan mereka diutamakan dari pada kepentingan pribadi atau
keluarga sendiri. Gambaran tentang hal ini, diantaranya dapat kita lihat
dari hadits berikut ini :
Dari Ibnu Abbas, ia berkata : ketika Allah Azza wa jalla menurunkan
ayat “janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang
hak” dan “sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan
dzolim” ayat ini berangkat dari keadaan orang-orang yang mengasuh anak
yatim, dimana mereka memisahkan makanan mereka dan makanan anak itu,
minuman mereka dan minuman anak itu, mereka mengutamakan makanan anak
itu dari pada diri mereka, makanan anak itu diasingkan disuatu tempat
sampai dimakannya atau menjadi basi, hal itu sangat berat bagi mereka
kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah saw. Lalu Allah menurunkan
ayat “dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang anak yatim.
katakanlah berbuat baik kepada mereka adalah lebih baik, dan jika kalian
bercampur dengan mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu” kemudian
orang-orang itu menyatukan makanan mereka dengan anak yatim.
[islampos/berbagai sumber]
“Jumlah orang-orang yang benar tidak seharusnya
mengusikmu selama engkau telah memainkan bagianmu. Kebenaran itu
istimewa dan mulia, dan orang-orangnya sangat sedikit”
Wahai
Mujahidah, Wahai Ghoriibah, Wahai orang yang lebih tertarik pada
akhirat dari pada dunia ini. Wahai saudariku seagama yang tercinta,
istri mujahid yang terhormat dan sahabat terbaiknya.
Segala puji
bagi Allah Ta’ala, Ma syaa Allah, engkau berbeda dari wanita-wanita hari
ini. Engkau mujahidah sama seperti suamimu. Engkau adalah seorang
pahlawan dan seorang tentara Allah. dan engkau adalah pemilik hati dari
pohon Oak (pohon yang tinggi, kokoh dan kuat; red)
Engkau
memiliki peran yang besar, sebuah pesan yang besar dalam kehidupan yang
di pilih ini. Engkau berjalan bersama pasanganmu di jalan yang mulia
ini, jauh dari kerusakan barat yang mendominasi dunia. Saat ini atasmu
wahai saudariku dalam Islam untuk memahami persyaratan-persyaratan dari
jalan ini, komitmen-komitmennya, konswekuensi-konswekuensinya, serta
hambatan-hambatannya.
Sementara para mujahid adalah orang-orang
yang sangat di berkahi, jihad bukanlah sebuah kehidupan yang penuh
dengan kemewahan dan menyenangkan, kehilangan harta, kehilangan sebagian
teman-teman dan bahkan hampir semuanya, meninggalkan keluarga dan
rumah. kesabaranmu semestinya berada pada puncak sehingga tidak
memungkinkan untuk memanipulasimu.
Selalu lah berdoa kepada Allah doa berikut, “Yā
Muqallibal qulūb wal absār, thabbit qulūbanā ‘alā dīnik” (Wahai Dzat
yang Maha Membolak-balikkan hati, tsabbatkan hati kami pada dien ini)
Jihad
dikelilingi oleh kesulitan. Percaya padaku, tanpanya hidupmu menjadi
setawar air soda yang di jemur di matahari. Hal yang paling pasti yang
akan engkau hadapi di jalan ini bersama pasanganmu adalah propaganda
media tentang jihad dan pengikut-pengikutnya.
Menyedihkan memang,
umat islam di sekitarmu mungkin mempercayai cerita-cerita mereka.
Kemudian adalah bagimu wahai saudari-saudariku untuk memperkuat
kebenaran melawan tuduhan-tuduhan palsu ini. Engkau harus tabah dan
tegar agar tidak terpengaruh oleh propaganda-propaganda ini.
Suami
mujahidmu dan beserta ikhwannya telah di targetkan oleh penjajah kejam
dan agen-agennya, yang sebagian besar adalah masyarakat kita. Sungguh
memalukan! Dalam peperangan ini mereka mengandalkan penyebaran
kebohongan-kebohongan agar orang-orang menjauhi dan membatasi manhaj
serta jalan para mujahidin yang di berkahi ini. Hal ini menyebabkan
kurangnya dukungan dari pemuda-pemuda hingga kafilah-kafilah jihad
menjadi terbatas.
Mereka berusaha keras untuk meningkatkan jumlah
pengecut yang tidak siap untuk mendukung dien mereka. Sayangnya,
propaganda-propaganda orang kafir telah memasuki sebagian rumah-rumah
muslim dan memutar-balikkan fikiran-fikiran mereka yang lemah –semoga
Allah membimbing mereka.
Adalah bagimu untuk memahami dan
berhati-hati pada realita peperangan media ini. Engkau harus membuat
perhitungan bahwa musuh-musuh kita sedang merekrut siapa saja yang
mereka bisa untuk berperang melawan Islam.
Kesedihan terpahit kita
adalah, umat islam cenderung di tiup jauh dari jihad dengan
ceramah-ceramah menyesatkan dari ulama-ulama sendiri. Ulama-ulama yang
di pengaruhi oleh musuh; yang hanya dengan sedikit uang!. Namun
Alhamdulillah, ummat ini telah bangkit, bahan-bahan jihad telah menyebar
di net, ambil bagianmu sebarkan kebenaran.
Saudariku dalam Islam, istri mujahid yang di hormati….
Bicaralah kepada orang-orang di sekitarmu yang berbicara buruk tentang
jihad. Nasehati mereka agar bersikap adil dan bijaksana dan jangan hanya
mendengar dari satu sisi saja dan menjadi tuli mendengar dari sisi yang
bersebrangan. Buat mereka sadar bahwa ini penting, setelah mendengar
berita dari media mainstream agar mentabayunkannya ke media-media
mujahidin.
Istri seorang mujahid, engkau mungkin melihat, bahwa
tidaklah cukup untuk berjalan di sepanjang jalan ini yang dibungkus
dengan emosional, atau sekedar memiliki keinginan untuk membalas, atau
untuk memulihkan martabat kita semata. Karenanya, ini juga menjadi
tugasmu untuk mempersiapkan dirimu dan mempersenjatai dirimu dengan ilmu
pengetahuan. Perluaslah pengetahuanmu pada bidang yang dapat membantumu
memahami jalan-jalan para Nabi dan para Mujahidin. Lahaplah ilmu wajib
yakni ilmu tawheed dan esensi dari dien ini.
Bacalah Al-Quran
setiap hari dan bersegeralah dalam mengenali agamamu dengan lebih baik
lagi. Biasakan membaca tentang kehidupan para Nabi, pahami dengan benar
bagaimana mereka berjuang, bagaimana mereka bersabar dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan dan ambillah ibroh darinya. Baca dan lebih pahamilah
kehidupan para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam, karena
mereka-lah sebaik-baik suri teladan.
Para Mujahidin –semoga Allah
menjaga mereka- adalah penegak-penegak panji tawheed yang kuat, para
pengikut syari’at Islam, para pengikut jalan Nabi kita tercinta
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam; yang menyatukan umat Islam
ini!
Wahai ibu dari mujahid masa depan, kewajiban dan tanggung
jawab untuk mengajar dan mencerahkan anak-anak-mu terletak pada dua
bahu-mu. Mereka adalah permata yang berharga dalam hidupmu, mereka
adalah amanah dan tanggung jawabmu. Engkau harus mengajari mereka
tentang Islam dan suapi mereka dengan sejarah-sejarah Islam. Agar mereka
dapat belajar dan mencintai agama mereka serta siap berperang demi
agama. Yang terpenting sekali, engkau harus mengebalkan mereka dari
kepalsuan dan penipuan terhadap agama kita. Dorong mereka untuk mencari
ilmu yang akan menguntungkan umat Islam.
Saudariku dalam Islam,
jumlah orang-orang yang benar tidak seharusnya mengusikmu selama engkau
telah memainkan bagianmu, kebenaran itu istimewa dan mulia, dan
orang-orangnya sangat sedikit.
Allah berfirman, “dan sebahagian
besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam Keadaan
mempersekutukan Allah (mereka adalah kaum musyrikin).” (Yusuf: 106) dan Ibrahim -‘Alayhis salam- dulunya sendiri, namun Allah menyebutnya ‘ummah’; Sebuah bangsa.
Ukhty ku sayang,,,,,
sekiranya terdapat angin kekalahan berhembus pada kehidupan-mu, atau
telingamu terbanting ke bawah oleh kerasnya suara bom dan rudal, atau
bahkan engkau telah mendengar tentang pemenjaran beberapa mujahidin dan
di antaranya adala suami mu, engkau seharusnya mendukung dan memberi
semangat suami mu, jangan pernah melepaskannya dan meninggalkan-nya pada
saat-saat di butuhkan seperti ini.
Setelah pertemuan pertama
beliau dengan Jibril –‘Alayhis salam- di gua Hira, Rasulullah
Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam menggigil ketakutan. Pada tahap ini beliau
kembali kepada istrinya Khadijah dan bersabda “Selimuti aku, selimuti
aku”. Dia menyelimuti beliau hingga beliau merasa nyaman. Beliau
Shallallahu ‘alayhi wa Sallam memberitahu Khadijah -Radhiyallahu ‘Anha-
tentang kejadian di gua tersebut dan menambahkan bahwa beliau merasa
ngeri.
Apakah dia berbaring atau menjadi gelisah dan bingung?
Tentu saja tidak!
Sebagai istri ia mencoba menenangkan beliau dan meyakinkan beliau Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam dan mengatakan, “Allah
tidak akan mempermalukanmu, engkau menyatukan hubungan nasab, membantu
yang lemah, engkau membantu orang miskin dan orang-orang yang
membutuhkan, engkau memuliakan tamu dan bertahan dengan kesulitan di
atas jalan kebenaran.”
Wahai saudari yang mulia….
Suami mu mungkin saja terdaftar paling atas di daftar DPO, pada saat
ini ia mungkin juga di penjara, duka yang mendalam dan kesedihan mungkin
saja sedang berada di sisinya, berikan pundakmu untuknya, jadilah
sumber dukungan dan sumber kekuatan baginya.
Kuatkan lah ia, dan ketikan cobaan datang padanya, katakanlah,
“Sayang,
semua baik-baik saja, tidak ada yang berbahaya, sebelum engkau Ammar
telah di usik …. sebelum engkau Bilal telah bersabar…
Dan
sebelum engkau Salaahuddin telah menang …. dan In syaa Allah engkau pun
akan menang.. baik dengan kemenangan atau pun mati syahid.”
Diambil dari Majalah Inspire Seri ke 12.
Diterjemahkan oleh Inbin Deep/ I’mNot-a Barbie I’am-a Neqabie
Dipublikasikan ulang oleh Shoutussalam Islamic Media
Bismillah..
Kau tak pernah mengeluh ketika engkau tahu kita tak akan memiliki apa-apa. Puas hatimu hanya memiliki sedikit dari apa-apa yang kau butuhkan. Sementara, orang lain mungkin akan pergi meninggalkanku ataupun mengeluh, tapi kau tak pernah sekalipun merasa resah.
Kau benar-benar mengerti, apa yang telah Rabb kita tuliskan hari ini adalah apa-apa yang akan menjadi santapan pengisi perut kita. Aku tidak pernah mengeluhkan makanan apapun yang ada di hadapanku. Karena ku tahu, kedua tanganmu yang menyiapkan dan membawakannya padaku.
Di kala ku tak memiliki apa-apa, yang kupunyai adalah engkau…
Kita berdua pun tersenyum, sementara kita saksikan berbagai macam kerusakan dan marabahaya mengancam kita, kita ketahui bahwa mereka yang mengincar kita tidaklah berada di atas kebenaran. Dan kau istriku, sedikitpun engkau tak pernah memberikan rasa simpati pada musuh-musuh kita.
Tak pernah aku mempertanyakanmu, kau adalah penyimpan segala rahasiaku, penjaga kehormatanku, dan keyakinan agamaku terasa aman ketika berada disisimu. Engkau pun tahu, hidup bersamaku akan menghantarkan berbagai macam kesulitan untukmu, tapi tak pernah terucap keluhan dari bibirmu.
Tuan putriku, kau adalah sosok yang kuat dan itu membuatku juga merasa kuat. Kau ibaratkan ujung tombak umat ini, tapi kau sembunyikan kekuatanmu. Wanita lain akan bergesa-gesa mengutamakan kesenangan, keinginan dan hawa nafsu mereka. Sementara kau, engkau adalah esensi ketaqwaan.
Hidup ini terasa lebih mudah ketika bersamamu. Kau adalah pelengkap diriku dan aku tidak akan pernah bisa menjelaskan melalui untaian kata, aku tidak akan lebih baik jika tanpamu. Engkau tahu dimana tempatmu berada, yakni selalu di sampingku.
Kau tahu, ada satu hal sepele yang membuatku yakin akan bersamamu seumur hidupku. Dari caramu memandangku, di dalam matamu aku tahu bahwa akulah satu-satunya pria yang kau mau.
Kau pun curi hatiku, lantas kau sembunyikan ia.
Aku amat mencintai rasa kecemburuanmu. Aku suka menggodamu dengan menyebut orang lain hanya supaya aku bisa tahu, bagaimana dalamnya rasa sayangmu padaku.
Setan pun tak memiliki kesempatan untuk mendekatimu karena kau tak pernah tertinggal dalam Sholat Fajar. Aku teramat suka ketika kau terlebih dahulu meninggalkan ranjang tempat tidur kita untuk menyongsong puasa.
Aku senang, kebenaran lebih kamu cintai dari pada hidupku dan berbagai perhiasan dunia ini. Kala ku melihatmu sedang mengurus anak-anak kita, dalam batinku aku tersenyum dan bertanya-tanya, aku tak akan pernah menginginkan wanita lain selainmu.
Cintaku, sebenarnya kita bisa saja memiliki semua kesenangan dunia ini. Akan tetapi, siapakah gerangan yang rela menjual surga untuk kemudian ditukar dengan satu kesenangan semu ini? Bukan kita! Tak akan kita seperti itu!
Aku telah memilihmu wahai cintaku sebagaimana aku tahu bahwa anak-anakku akan aman bersamamu. Tak kan pernah aku merasa harus mengkhawatirkan al wala’ wal baro’ dari bayi-bayi kecil kita. Mereka akan mencintai apa yang kita cintai, mereka akan mencintai Allah yang Mahasuci dan Maha Tinggi, mereka akan mencintai Nabi dan para sahabatnya.
Mereka akan hidup untuk melayani satu kalimat,
“La illaaha illallah Muhammad Rasulullah!”
Orang lain mungkin akan menyerah ketika memperjuangkannya, tapi anak-anak kita tidaklah akan demikian. Detak jantung mereka akan senantiasa mengiringi kalimah syahadah, lisan mereka akan senantiasa bersaksi atasnya, dan kedua belah tangan mereka akan meninggikannya.
Tuan putriku, cintaku, jangan berpikir aku pergi meninggalkanmu.
Jangan berpikir bahwa di dunia ini ada sesuatu yang lebih berharga bagiku, daripada saat-saat ketika aku melangkah menuju rumah kita, dan aku mengetahui siapakah di balik pintu itu yang tengah menunggu kepulanganku.
Aku pergi untuk menemukan tempat yang lebih baik bagi kita, aku pergi untuk memenuhi penawaran dari Rabb yang mempertemukan kita. Perniagaan bisnis paling indah dan terbaik keuntungannya diantara yang terbaik. Yakni Surga.
Allah selama ini benar-benar amat menyayangiku, kenapa? Karena Dia memberikanmu padaku. Dan hal yang paling sulit bagiku adalah ketika kembali menyerahkanmu padaNya, lalu pergi memunggungimu.
Orang-orang mengatakan, bahwa mereka tak bisa memahami apa yang kita lakukan, mereka tak mengerti bahwa setelah ini semua kesedihan akan terlupakan, dan rumah baru kita telah menantikan kedatangan kita.
Kita sedang berbicara tentang sungai madu dan susu yang mengalir di Surga. Kita sedang berbicara tentang istana bertaburkan mutiara dan singgasana emas disana.
Sungguh, aku teramat takut gerbang Surga akan menutup sebelum aku bisa memasukinya. Aku khawatir orang lain akan mendahuluiku.
Aku tahu kau akan mengirim anak-anak kita untuk mencari ayah mereka, kau akan memberitahu putra-putri kita bahwa mereka akan menemukanku di setiap pertempuran dimana Bendera Hitam berkibar. Katakan kepada anak-anak kita, bahwa burung-burung hijau akan pergi menemui mereka mengabarkan kesyahidanku.
Aku pernah mengatakan, hanya 2 hal yang akan selalu kumiliki, Kau istriku dan kematian. Aku hidup bersamamu, tapi sekarang aku harus menikah lagi. Aku harus menikahi apa yang telah dijanjikan kepadaku ketika aku dilahirkan ke dunia ini. Aku harus menikahi taqdirku itu, dan sebagai imbalannya aku harus menikahi kematian.
Setelah kematian datang dan diriku di hisab, aku akan berdiri di barisan para syuhada’ yang merupakan sebaik-baiknya makhluk yang telah Allah ciptakan. Dan setelahnya, aku akan memohonkan izin pada Allah untuk mempertemukan kita kembali.
Tidak ada wanita yang cukup layak untuk berdiri di sampingku selain engkau. Lantas kenapa aku mengingninkan wanita lain di akhirat?
Istriku cintaku, hidupku saat ini tanpa kehadiranmu memang amat menyulitkanku. Tapi kita tahu, setelah ini kehidupan kita di akhirat akan menjadi lebih indah pun dikelilingi oleh keabadian…
Sumber : shoutussalam.com
Bismillah,,,,
Jika ada yang berkata: JAUHILAH BID'AH, SETIAP BID'AH ADALAH SESAT" , mungkin ada yang membantah dgn mengatakan:
1. jangan pake FB, itu juga bid'ah
2. kalo haji naik onta, jgn pake pesawat karena bid'ah
3. jangan dakwah lewat internet, itu bid'ah
4. jangan gunakan alat2 modern seperti mobil, radio, dll, karena bid'ah
5. jangan adzan pake pengeras suara karena itu bid'ah
6. membukukan Al Qur'an juga bid'ah
7. kalau jihad pakelah pedang, jangan pake senjata2 modern karena itu bid'ah
8. argumen yg biasa dipakai pembela bid'ah adalah: dalam hadits shohih
memang disebutkan bahwa nabi berkata KULLU BID'ATIN DHOLALAH, kata KULLU
bisa bermakna SETIAP/SEMUA, namun bisa juga diartikan SEBAGIAN BESAR
(tidak semua) -
Bantahan ringkas:
Siapa bilang
hal-hal diatas itu bid'ah? yang bilang hal-hal diatas bid'ah kan anda
sendiri, bukan kami. Kalau menurut kami, setiap bid'ah memang sesat,
namun harus anda pahami apa itu definisi bid'ah, batasan-batasannya, dan
kriteria-kriterianya. Jadi bukan serampangan membabi buta menyebut ini
bid'ah itu bid'ah.
Bid'ah adalah dalam hal agama, menciptakan
syariat baru dalam agama. Maka hal-hal duniawi seperti teknologi
otomatis bukan bid'ah.
Sedangkan menggunakan teknologi sebagai
sarana, tanpa mengubah syariat, maka itu juga bukan bid'ah, misalnya:
menyampaikan dakwah lewat media komunikasi apapun maka itu bukan bid'ah,
kalau Nabi dahulu dengan mengirim tulisan lewat surat, maka zaman ini
dgn mengirim tulisan maupun suara lewat sarana-sarana modern.
Begitu juga alat transportasi bukanlah bid'ah, senjata juga bukan
bid'ah. Adzan dgn pengeras suara juga bukan bid'ah karena tidak mengubah
syariat.
Hal-hal yg dilegalkan oleh khulafaur rasyidin dan
disepakati para sahabat nabi maka juga bukan bid'ah, karena nabi
memerintahkan mengikuti sunnah khulafaur rasyidin. Misalnya pembukuan Al
Quran, dll. Mengikuti sunnah khulafaur rasyidin sama dengan mengikuti
sunnah nabi.
Jihad dgn senjata modern bukan bid'ah karena
senjata hanya sarana dan tidak ada aturan baku dari agama, selain itu
dalam Al Quran disebutkan: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi” maka senjata modern masuk dalam
hal ini.
Penjelasan selengkapnya tidak disampaikan disini,
namun silahkan baca semua artikel dibawah ini untuk mendapatkan
pemahaman yang komprehensif/menyeluruh dan tidak setengah-setengah.
:: Karena ISLAM telah SEMPURNA, tidak butuh tambahan-tambahan..
===================================
KUMPULAN ARTIKEL MEMBEDAH SELUK BELUK BID'AH
Keterasingan Sunnah Dan Ahlu Sunnah Di Tengah Maraknya Bid'ah Dan Ahli Bid'ah
http://almanhaj.or.id/content/2720/slash/0/keterasingan-sunnah-dan-ahlu-sunnah-di-tengah-maraknya-bidah-dan-ahli-bidah/
Sepuluh Kalimat, Bukti Bahwa Semua Bid'ah Adalah Sesat
http://elhijrah.blogspot.com/2011/10/sepuluh-kalimat-bukti-bahwa-semua-bidah.html
Perkataan Ulama Salaf Dalam Mencela Bid’ah
http://al-atsariyyah.com/perkataan-ulama-salaf-dalam-mencela-bid’ah.html
Mengenal Seluk Beluk BID’AH (1): Pengertian Bid’ah
http://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-1.html
Mengenal Seluk Beluk BID’AH (2): Adakah BID’AH HASANAH?
http://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-2.html
Mengenal Seluk Beluk BID’AH (3): Berbagai Alasan Dalam Membela Bid’ah
http://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-3.html
Mengenal Seluk Beluk BID’AH (4): Dampak Buruk BID’AH
http://muslim.or.id/manhaj/mengenal-seluk-beluk-bidah-4.html
Perbedaan Antara Adat Dan Ibadah
http://muslim.or.id/aqidah/perbedaan-antara-adat-dan-ibadah.html
http://muslim.or.id/manhaj/bedakan-bidah-hasanah-dan-bidah-sayyiah.html
Seluk Beluk Bid’ah
http://buletin.muslim.or.id/manhaj/seluk-beluk-bidah
Bid’ah Bukan Dalam Urusan Dunia
http://muslim.or.id/manhaj/bidah-bukan-dalam-urusan-dunia.html
Sunnah Hasanah atau Bid’ah Hasanah?
http://muslim.or.id/manhaj/sunnah-hasanah-atau-bidah-hasanah.html
Hadits-Hadits Tentang Bid’ah
http://muslim.or.id/hadits/hadits-hadits-tentang-bidah.html
Ini Dalilnya (1): Manakah Bid’ah dan Manakah Sunnah?
http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-1-mukaddimah-sanggahan-terhadap-buku-mana-dalilnya-1.html
Ini Dalilnya (2): Jadikan Manhaj Salaf Sebagai Rujukan
http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-2-jadikan-manhaj-salaf-sebagai-rujukan.html
Ini Dalilnya (3): Tidak Semua yang Baru Berarti Bid’ah
http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-3-tidak-semua-yang-baru-berarti-bidah.html
Ini Dalilnya (4): Adakah Bid’ah Hasanah?
http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-4-adakah-bidah-hasanah.html
Ini Dalilnya (5): Makna Setiap Bid’ah adalah Sesat
http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-5-makna-setiap-bidah-adalah-sesat.html
Ini Dalilnya (6): Benarkah Pembagian Bid’ah Menjadi Lima?
http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-6-benarkah-pembagian-bidah-menjadi-lima.html
Ini Dalilnya (7): Beda Bid’ah dan Mashalih Mursalah
http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-7-beda-bidah-dan-mashalih-mursalah.html
Ini Dalilnya (9): Meluruskan Pemahaman Tentang Bid’ah
http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-9-meluruskan-pemahaman-tentang-bidah.html
Ini Dalilnya (10): Terapi Intensif bagi Pelaku Bid’ah
http://muslim.or.id/manhaj/ini-dalilnya-10-terapi-intensif-bagi-pelaku-bidah.html
Yang Bukan Bid’ah (1)
http://muslimah.or.id/manhaj/yang-bukan-bidah.html
Yang Bukan Bid’ah (2)
http://muslimah.or.id/manhaj/yang-bukan-bidah-2.html
Waspadalah…. Bid’ah Tersebar, Reduplah Sunnah
http://muslimah.or.id/manhaj/waspadalah-bidah-tersebar-reduplah-sunnah.html
Kumpulan Penjelasan Mengenai Perayaan Maulid Nabi
http://muslim.or.id/manhaj/kumpulan-penjelasan-mengenai-perayaan-maulid-nabi.html
“Assalaamu’alaikum…!”
Ucapnya lirih saat memasuki rumah. Tak ada orang yang menjawab salamnya.
Ia tahu istri dan anak-anaknya pasti sudah tidur. Biar malaikat yang
menjawab salamku,” begitu pikirnya. Melewati ruang tamu yang temaram,
dia menuju ruang kerjanya. Diletakkannya tas, ponsel dan kunci-kunci di
meja kerja. Setelah itu, barulah ia menuju kamar mandi untuk
membersihkan diri dan berganti pakaian.
Sejauh ini, tidak ada satu orang pun anggota keluarga yang terbangun.
Rupanya semua tertidur pulas. Segera ia beranjak menuju kamar tidur.
Pelan-pelan dibukanya pintu kamar, ia tidak ingin mengganggu tidur
istrinya. Benar saja istrinya tidak terbangun, tidak menyadari
kehadirannya. Kemudian Amin duduk di pinggir tempat tidur. Dipandanginya
dalam-dalam wajah Aminah, istrinya.
Amin segera teringat perkataan
almarhum kakeknya, dulu sebelum dia menikah. Kakeknya mengatakan, “Jika
kamu sudah menikah nanti, jangan berharap kamu punya istri yang sama
persis dengan maumu. Karena kamupun juga tidak sama persis dengan
maunya. Jangan pula berharap mempunyai istri yang punya karakter sama
seperti dirimu. Karena suami istri adalah dua orang yang berbeda. Bukan
untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi. Jika suatu saat ada yang
tidak berkenan di hatimu, atau kamu merasa jengkel, marah, dan perasaan
tidak enak yang lainnya, maka lihatlah ketika istrimu tidur.”
“Kenapa Kek, kok waktu dia tidur?” tanya Amin kala itu.
“Nanti kamu akan tahu sendiri,” jawab kakeknya singkat.
Waktu itu, Amin tidak sepenuhnya memahami maksud kakeknya, tapi ia
tidak bertanya lebih lanjut, karena kakeknya sudah mengisyaratkan untuk
membuktikannya sendiri.
Malam ini, ia baru mulai memahaminya. Malam
ini, ia menatap wajah istrinya lekat-lekat. Semakin lama dipandangi
wajah istrinya, semakin membuncah perasaan di dadanya. Wajah polos
istrinya saat tidur benar-benar membuatnya terkesima. Raut muka tanpa
polesan, tanpa ekspresi, tanpa kepura-puraan, tanpa dibuat-buat.
Pancaran tulus dari kalbu. Memandanginya menyeruakkan berbagai macam
perasaan. Ada rasa sayang, cinta, kasihan, haru, penuh harap dan entah
perasaan apa lagi yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata.
Dalam batin, dia bergumam, “Wahai istriku, engkau dulu seorang gadis
yang leluasa beraktifitas, banyak hal yang bisa kau perbuat dengan
kemampuanmu. Aku yang menjadikanmu seorang istri. Menambahkan kewajiban
yang tidak sedikit. Memberikanmu banyak batasan, mengaturmu dengan
banyak aturan. Dan aku pula yang menjadikanmu seorang ibu. Menimpakan
tanggung jawab yang tidak ringan. Mengambil hampir semua waktumu untuk
aku dan anak-anakku.
“Wahai istriku, engkau yang dulu bisa
melenggang kemanapun tanpa beban, aku yang memberikan beban di tanganmu,
dipundakmu, untuk mengurus keperluanku, guna merawat anak-anakku, juga
memelihara rumahku. Kau relakan waktu dan tenagamu melayaniku dan
menyiapkan keperluanku. Kau ikhlaskan rahimmu untuk mengandung
anak-anakku, kau tanggalkan segala atributmu untuk menjadi pengasuh
anak-anakku, kau buang egomu untuk menaatiku, kau campakkan perasaanmu
untuk mematuhiku.
“Wahai istriku, dikala susah, kau setia
mendampingiku. Ketika sulit, kau tegar di sampingku. Saat sedih, kau
pelipur laraku. Dalam lesu, kau penyemangat jiwaku. Bila gundah, kau
penyejuk hatiku. Kala bimbang, kau penguat tekadku. Jika lupa, kau yang
mengingatkanku. Ketika salah, kau yang menasehatiku.
“Wahai istriku,
telah sekian lama engkau mendampingiku, kehadiranmu membuatku menjadi
sempurna sebagai laki-laki. Lalu, atas dasar apa aku harus kecewa
padamu? Dengan alasan apa aku perlu marah padamu? Andai kau punya
kesalahan atau kekurangan, semuanya itu tidak cukup bagiku untuk
membuatmu menitikkan airmata. Akulah yang harus membimbingmu. Aku adalah
imammu, jika kau melakukan kesalahan, akulah yang harus dipersalahkan
karena tidak mampu mengarahkanmu. Jika ada kekurangan pada dirimu, itu
bukanlah hal yang perlu dijadikan masalah. Karena kau insan, bukan
malaikat.
“Maafkan aku istriku, kaupun akan kumaafkan jika punya
kesalahan. Mari kita bersama-sama untuk membawa bahtera rumahtangga ini
hingga berlabuh di pantai nan indah, dengan hamparan keridhoan Allah
swt. Segala puji hanya untuk Allah swt yang telah memberikanmu sebagai
jodohku.”
Tanpa terasa airmata Amin menetes deras di kedua pipinya.
Dadanya terasa sesak menahan isak tangis. Segera ia berbaring di sisi
istrinya pelan-pelan. Tak lama kemudian iapun terlelap.
Jam dinding di ruang tengah berdentang dua kali. Aminah, istri Amin, terperanjat kaget.
“Astaghfirullaah, sudah jam dua?” Dilihatnya sang suami telah pulas di sampingnya.
Pelan-pelan ia duduk, sambil memandangi wajah sang suami yang tampak kelelahan.
“Kasihan suamiku, aku tidak tahu kedatangannya. Hari ini aku
benar-benar capek, sampai-sampai nggak mendengar apa-apa. Sudah makan
apa belum ya dia?” gumamnya dalam hati. Mau dibangunkan nggak tega,
akhirnya cuma dipandangi saja. Semakin lama dipandang, semakin terasa
getar di dadanya. Perasaan yang campur aduk, tak bisa diungkapkan dengan
kata-kata, hanya hatinya yang bicara.
“Wahai suamiku, aku telah
memilihmu untuk menjadi imamku. Aku telah yakin bahwa engkaulah yang
terbaik untuk menjadi bapak dari anak-anakku. Begitu besar harapan
kusandarkan padamu. Begitu banyak tanggungjawab kupikulkan di pundakmu.
“Wahai suamiku, ketika aku sendiri kau datang menghampiriku. Saat aku
lemah, kau ulurkan tanganmu menuntunku. Dalam duka, kau sediakan dadamu
untuk merengkuhku. Dengan segala kemampuanmu, kau selalu ingin
melindungiku.
“Wahai suamiku, tidak kenal lelah kau berusaha
membahagiakanku. Tidak kenal waktu kau tuntaskan tugasmu. Sulit dan
beratnya mencari nafkah yang halal tidak menyurutkan langkahmu. Bahkan
sering kau lupa memperhatikan dirimu sendiri, demi aku dan anak-anak.
“Lalu, atas dasar apa aku tidak berterimakasih padamu, dengan alasan
apa aku tidak berbakti padamu? Seberapapun materi yang kau berikan, itu
hasil perjuanganmu, buah dari jihadmu. Jika kau belum sepandai da’i
dalam menasehatiku, tapi kesungguhanmu beramal shaleh membanggakanku.
Tekadmu untuk mengajakku dan anak-anak istiqomah di jalan Allah
membahagiakanku.
“Maafkan aku wahai suamiku, akupun akan memaafkan
kesalahanmu. Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah
mengirimmu menjadi imamku. Aku akan taat padamu untuk mentaati Allah
swt. Aku akan patuh kepadamu untuk menjemput ridho-Nya..”
Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota'ayun waj'alna lillmutaqiina imama.....
Maaf panjang, tp krn isinya bgs, jd sayang kalo ga dishare
Itu berarti dia tidak dapat menahannya lagi...
Jika kau memegang tangannya saat dia menangis;
Dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu..
Jika kau membiarkannya pergi;
Dia tidak akan kembali menjadi dirinya yang dulu, selamanya!
Seorang istri tidak akan menangis dengan mudah;
Kecuali didepan orang yang sangat dia sayangi;
Dia akan menjadi lemah!
Seorang istri tidak akan menangis dengan mudah;
Hanya jika dia sangat menyayangimu;
Dia akan menurunkan rasa EGOnya.
Wahai suami-suami,
Jika seorang istri pernah menangis karenamu;
Tolong pegang tangannya dengan penuh pengertian;
Karena dia adalah orang yang akan tetap bersamamu sepanjang hidupmu;
Di saat kau terpuruk terlalu dalam.
Wahai suami-suami,
Jika seorang istri menangis karenamu;
Tolong jangan menyia-nyiakannya;
Mungkin, karena keputusanmu, kau merusak kehidupannya.
Saat dia menangis didepanmu, saat dia menangis karenamu.
Lihatlah jauh kedalam matanya.
Dapatkah kau lihat dan kau rasakan SAKIT yang dirasakannya karenamu?
Pada hari penciptaan PEREMPUAN ...
MALAIKAT bertanya kepada TUHAN: Apakah keistimewaan dari ciptaanMU ini?
Lalu TUHAN menjawab:
Ada banyak KEISTIMEWAAN yang dimiliki oleh ciptaanKU ini.
Di balik KELEMBUTANNYA dia memiliki kekuatan yang begitu dahsyat...
TUTUR katanya merupakan KEBENARAN...
SENYUMAN' nya adalah SEMANGAT bagi orang yang dicintainya.
PELUKAN dan CIUMANnya bisa memberi KEHANGATAN bagi anak-anak nya...
Dia TERSENYUM bila melihat temannya tertawa...
Dia TERHARU Dia MENANGIS bila melihat KESENGSARAAN pada orang-orang yang dikasihinya...
Dia mampu TERSENYUM dib alik KESEDIHAN'nya...
Dia sangat GEMBIRA melihat KELAHIRAN...
Dia begitu sedih melihat KEMATIAN...
TETESAN air matanya bisa membawa PERDAMAIAN...
Tapi dia sering dilupakan oleh SUAMI satu hal...
Malaikat pun bertanya: Apa itu Ya TUHAN? Tuhan menjawab:
Bahwa Betapa BERHARGAnya dia...