Pacitan -
Ceritanya mengalir. Kalimatnya polos. Namun tiap ditanya cita-cita, dia dengan tegas menjawab.
"Pingin
jadi ustadz," kata Hakim (8) setengah teriak saat ditemui
detiksurabaya.com di Dusun Krajan, Desa Nanggungan, Pacitan, Minggu
(10/6/2012).
Bocah itu bernama lengkap Farid Hakim Baihaqi
Marwan. Lahir di Bekasi, Jawa Barat 8 tahun silam tanpa sepasang tangan.
Kedua kakinya pun tak sempurna sehingga tak mampu menopang berat
badannya.
Endah Budiarti (24), sang bibi yang mengasuh Hakim
sejak kecil menuturkan, sejak masih berusia 2 tahun, Hakim kecil
terpaksa berpisah kedua orang tuanya.
Uni Wahyudi Marwan, ayah Hakim adalah karyawan sebuah BUMN. Sedangkan ibunya, Siti Kunfaridah, perawat di Ibu Kota.
"Awalnya keluarga khawatir Hakim tidak bisa mengenyam pendidikan. Apalagi ke dua orang tuanya sibuk," papar Endah.
Karena
alasan itulah, Ismi (58) sang nenek membawa Hakim kecil ke Pacitan.
Sekarang, Hakim duduk di bangku kelas 2 SLB (sekolah luar biasa).
Mulanya,
lanjut Endah, memang butuh kerja keras untuk menumbuhkan rasa percaya
diri Hakim. Kultur masyarakat sekitar yang acap kali menjadikan cacat
fisik sebagai tontonan menjadi beban berat bagi keluarga.
Saat
bertemu orang yang belum dikenal, Hakim spontan bersembunyi dibalik
ketiak orang yang menggendongya. Perasaan minder terus menghantui si
Hakim kecil.
"Dia sering Tanya, kenapa Hakim nggak punya tangan
dan kaki? Trus kami jawab, tangan dan kaki Hakim masih di surga,"
tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Berbekal sikap telaten dalam
mendampinginya, kini Hakim tak lagi minder bergaul dengan orang lain.
Bahkan di lingkungan maupun sekolah, dia dikenal memiliki banyak teman.
Rutinitas
sehari-hari Hakim pun berlangsung layaknya anak normal. Bedanya, untuk
kegiatan tertentu, seperti mandi dan makan harus dibantu orang lain.
Sedangkan untuk makan dan belajar, Hakim lebih sering didampingi sang
nenek.
Keterbatasan fisik tak menjadi alasan bagi Hakim untuk
mengasah kemampuan. Dengan posisi duduk dia belajar menulis. Digigitnya
sebatang pensil, lantas ditulisnya huruf demi huruf pada kertas diatas
meja.
Kemudian dengan posisi tidur miring, Hakim melakukan hal yang sama. Kali ini pensil dipegang dengan dua jari kaki.
"Ini bentuk lingkaran, kalau yang ini kotak," gumam Hakim sambil bekerja keras menulis.
Hakim
tetaplah anak-anak yang menyukai dunia permainan. Selain menonton
televisi, bocah gendut itu juga terampil memainkan aneka game. Dengan
jari kaki, Hakim begitu tangkas memainkan tombol-tombol laptop pada
didepannya.
Dibalik keterbatasannya, Hakim adalah sosok cerdas.
Selain mampu menghafal ayat-ayat Alquran, dirinya juga mahir merangkai
kata layaknya seorang dai ulung.
Kepiawaian berceramah,
menjadikannya begitu dikenal. Hingga sekarang sudah puluhan tempat
didatangi si ustadz cilik, termasuk diantaranya tampil didepan menteri
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Bahkan Menteri Linda Gumelar berjanji menghadirkan Hakim pada Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2012.
"Kalau
jadi diajak bu menteri ke Jakarta, Hakim cuma mau minta kursi roda yang
pakai remote itu lho. Jadi kalau mau ke kamar mandi Hakim bisa jalan
sendiri," harapnya lugas.
Subhanallah yaa sobat^^
Sumber dari : http://surabaya.detik.com/read/2012/06/10/160135/1937417/475/mimpi-bocah-tanpa-tangan-dan-kaki-ini-menjadi-ustadz
2 komentar:
Boleh Ana Copas Dan Share Lewat Facebook Ukhty ??
izin share kak
Posting Komentar