Catatan Hati Muslimah

Dunia Adalah Perhiasan,Sebaik-baik Perhiasan Adalah Wanita Sholehah


• بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ •❤                   

Demam, Meriang, nggreges, meluang, atau banyak istilah lain bila suhu tubuh sedang naik. Hampir setiap orang, dari bayi sampai orang dewasa pernah merasakan demam yang ditandai panas tubuh berlebih, bahkan kadang terasa ‘membara’ sehingga dalam kondisi demikian seseorang memilih berbaring, meringkuk sambil menutup tubuhnya dengan sarung atau selimut, membungkus kaki, kadang sampai menutup kepala. Ada juga yang pakai jaket tebal disaat demam dengan tujuan supaya keluar keringat dan ragam adegan lain saat seseorang mengalami demam. Belum lagi deru suara mengaduh sambil meremas-remas atau mengepalkan tangannya sendiri yang dirapatkan antara dada dan dagunya seperti orang kedinginan.

Nah, ketika bayi yang demam, pada umumnya para orang tua begitu panik, cemas, gusar, bahkan tidak sedikit yang bingung sambil ‘nangis’. Apalagi demam bayi dibarengi rewel dan malas makan. Dalam kondisi demikian yang ada di benak orang tua adalah berusaha mencari cara cepat atau kilat menurunkan panasnya. Sebab, dengan fitrah yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Khususnya kaum ibu banyak tak kuasa menahan ibanya menyaksikan ‘derita’ permata hatinya.

Tapi ada juga orang tua yang tak begitu panik menghadapi balita demam, bahkan menyakini hal itu sebagai reaksi positifnya masa pertumbuhannya. “Kalau bayi panas, biasanya ada maunya, mau tumbuh gigi atau mau bisa sesuatu…,” demikian ucapan yang kita sering dengar.

Sesungguhnya bila menengok tuntunan Islam dalam masalah demam, Insya Allah kita tidak mengalami kepanikan berlebihan. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah memberikan keteladanan yang sempurna dalam menyikapi demam, termasuk terapinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam melarang umatnya mencela demam dan terapi utama yang diajarkan menggunakan air, terutama dengan mengguyur, kepala, mandi, berendam atau di (dikompres).

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda “Janganlah mencela demam. Karena demam dapat menghapuskan dosa sebagaimana api melenyapkan karat pada besi” (H.R. Muslim).

Hadits ini terbukti menyimpan hikmah menakjubkan, bahwa ternyata setelah ditelaah demam merupakan respon tubuh atau tanda tubuh sedang beraksi (berperang) melawan berbagai unsur/materi berbahaya. Atau dengan kata lain, demam merupakan salah satu sistem pertahanan tubuh yang sangat bermanfaat secara jasmaniyah dan rohaniyah.

Subhanallah, larangan mencela demam merupakan tuntutan akhlaq yang penting bagi kaum muslimin saat menghadapi suhu tubuh yang lagi ‘Up.’ Untuk itu para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam begitu tenang dan senang ketika mengalami demam, sekaligus meredakannya dengan mengguyur kepala, mandi atau berendam. Namun ada juga yang mendiamkannya sampai demam tersebut reda dengan sendirinya atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata: ‘tidak ada penyakit yang menimpaku yang lebih aku sukai dari pada demam. Karena demam merasuki seluruh tubuhku. Sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan pahala pada setiap organ tubuh yang terkena demam.”

Meredakan demam dengan air merupakan tuntutan dan mengamalkannya adalah sunnah bagi kaum muslimin. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Sesungguhnya demam itu atau demam yang berat itu berasal dari uap jahannam, maka dinginkanlah dengan air.”(HR. Bukhari Muslim).

• بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ •❤                          

"Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur'an...".

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur'an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur'an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur'an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur'an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur'an.

Al-Qur'an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur'an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur'an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur'an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur'an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Maha benar Allah yang telah berfirman, "Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat" (Q.S. 7: 204).

♥ Kunjungan ♥

♥ My Twitter ♥

♥ Pengikut ♥

Diberdayakan oleh Blogger.

Sepintas tentangKU

Foto saya
Saya adalah sosok Manusia biasa yang pasti punya kelebihan & k'kurangan yang di ciptakan Allah tuk mencari KeridhoanNya serta mempunyai ribuan cara tuk mencapai kerinduan yang selama ini ku tanam

Kutipan Hikmah

Bukalah kedua matamu pada alam semesta ini maka kamu akan melihat indahnya keindahan.

Bukalah hatimu untuk melihat rahasia-rahasia keindahan ini maka kamu akan melihat kehidupan ini berbunga-bunga.

Selamilah kehidupan dalam sanubarimu maka kehidupan tersebut akan menjadi milikmu seluruhnya.

Satukan hatimu padaku maka aku akan menyatukan akalku padamu. Berikan tanganmu kepadaku maka sungguh aku berharap dapat memberimu kehidupan yang damai lagi bahagia dengan seizin Allah.

Bukalah dadamu, aku akan memenuhinya dengan kehangatan, cinta dan kejujuran.

Bersamalah denganku supaya aku menjadi milikmu dan sebagaimana yang kamu cintai.Berikan kepadaku air mata yang akan menghidupkan hatimu dan menghibur jiwamu.

“Ketika Allah menciptakan akal, Ia berfirman kepadanya: “Kemarilah!” Ia pun menghadap. Ia berfirman kembali: “Mundurlah!” Ia pun mundur. Kemudian Ia berfirman: “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih Kucintai darimu, dan Aku tidak akan menyempurnakanmu kecuali bagi orang yang Kucintai. Semua perintah, larangan, siksa dan pahala-Ku
tertuju kepadamu”

“Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu’.” Salah seorang bertanya kepada Imam, “Apakah tanda-tanda tawadhu’ itu?” Beliau menjawab, “Hendaknya kau senang pada majlis yang tidak memuliakanmu, memberi salam kepada orang yang kau jumpai, dan meninggalkan perdebatan sekalipun engkau di atas kebenaran.” (Hadits Imam Ja‘far as)


“(Jika sesuatu digabung dengan yang lain), tidak ada gabungan yang lebih indah dari kesabaran yang digabung dengan ilmu”.
Sebab air mata kita adalah tinta untuk berfikir. Ungkapan-ungkapan kita teguh diatas prinsip dan tangisan kita senantiasa berada diatas Manhaj.

Bila kita menuntun hati kita dengan cinta kepada selain yang layak dicintai, maka kita kehilangan milik kita yang paling kita banggakan.

Bila kita sedang mencari-cari tempat keberadaan cinta itu, sedangkan kita menyangka keberadaannya, sesungguhnya kita perlu untuk mencintai tapi tidak berlebih-lebihan, menyenangi tapi tidak berlebihan dan rindu tapi dengan pembatasan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Barang siapa yg sdang di smpitkan rezkinya, sdang punya bnyak masalah, sedang punya keinginan. Gampang kata ALLAH, cobalah sedekah! ALLAH akgn bikin yang sulit bisa jdi mudah. (Q.S Ath-Thalaq ayat 7)

Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Q.S Ali 'Imran ayat 147)

"Tidak sempurna iman seseorang diantaramu hingga mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri." (Bukhari - Muslim)


Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang mengambil hak orang lain walau sejengkal tanah akan dikalungkan hingga tujuh petala bumi." (Bukhari - Muslim)

Dari Musa al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seseorang itu akan berkumpul bersama orang yang dikasihinya." (Bukhari - Muslim)


Dari Adiyyi bin Hatim ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Bersedekahlah supaya engkau diselamatkan dari api neraka walaupun hanya sebagian dari sebuah kurma." (Bukhari)


Dari Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda,"Ya Allah,sesungguhnya tidak ada kehidupan yg sebenarnya kecuali kehidupan akhirat." (Bukhari - Muslim)